nitisastra1


Ajaran Kepemimpinan
 (Nitisastra) Kewajiban generasi muda adalah
melestarikan warisan dari para
pendahulunya, warisan Ilmu
dan budaya yang bermanfaat
bagi kehidupan ini. Negeri
Eropah, Cina, India, Jepang adalah negara-negara yang
sangat menghormati
pendahulunya, mereka rajin
mendokumentasikan pernik-
pernik ilmu dan budaya
sehingga bisa diwarisi hingga kini. Dalam bidang manajemen,
negeri kita cukup kaya dengan
warisan ajaran-ajaran mulia
tentang kepemimpinan. Tidak
heran bila negeri ini ratusan
tahun silam disegani di manca negara sebagai negara yang kuat,
negara besar, negara yang maju
peradabannya. Berbicara mengenai
kempemimpinan/leadership kita tidak lepas dari dua kata
kapabilitas (kemampuan) dan
akseptabilitas (diterima). Pada
dasarnya hanya ada dua pilihan
bila kita hidup dalam suatu
perkumpulan, yakni sebagai Pemimpin atau sebagai yang
dipimpin yang lazim di sebut
anggota. Sebagai anggota yang
baik, kita harus memiliki
loyalitas, patuh dan taat pada
perintah atasan sebagai pemimpin dan rela berkorban
serta bekerja keras untuk
mendukung atasan dalam
pencapaian tujuan yang dalam
ajaran agama Hindu, disebut
Satya Bela Bhakti Prabhu. Sedangkan sebagai pemimpin,
harus mempunyai pengetahuan
dan kemampuan untuk
memimpin (kapabilitas) serta
dapat diterima oleh yang
dipimpin ataupun atasannya (akseptabel). Kemampuan dalam arti mampu
memimpin, mampu
mengorbankan diri demi tujuan
yang ingin dicapai, baik korban
waktu, tenaga, materi dll serta
dapat diterima, dalam arti dapat dipercaya oleh anggota
masyarakatnya dan pejabat yang
di atasnya. Untuk suksesnya pencapaian
tujuan suatu perkumpulan,
sangat tergantung dari proses
kerjasama dan rasa saling
membutuhkan antara anggota
dengan pemimpinnya.Didalam Kitab Niti Sastra Bab I sloka 10, hubungan erat antara pemimpin dan anggota
diibaratkan seperti hubungan
Singa dengan hutan, sebagai
berikut : Singa“ adalah penjaga hutan.
Hutan pun selalu melindungi
Singa, Singa dan hutan harus
selalu saling melindungi dan
bekerjasama. Bila tidak atau
berselisih, maka hutan akan hancur dirusak manusia, pohon-
pohonnya akan habis dan gundul
ditebang, hal ini membuat singa
kehilangan tempat bersembunyi,
sehingga ia bermukim dijurang
atau dilapangan yang akhirnya musnah diburu dan diserang
manusia.” Hubungan kerja sama yang
saling membutuhkan ibaratnya
Singa“ dengan Hutan” perlu
diterapkan oleh pemimpin dan
masyarakatnya, sehingga dapat
sukses dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Tidak
ada pemimpin yang sukses tanpa
didukung masyarakatnya,
demikian sebaliknya. Kriteria kepemimpinan menurut Pustaka Niti Sastra : 1. Abhikamika Pemimpin harus tampil
simpatik, berorientasi ke
bawah dan
mengutamakan
kepentingan rakyat
banyak dari pada kepentingan pribadi atau
golongannya. 2. Prajna Pemimpin harus bersikap
arif dan bijaksana dan
menguasai ilmu
pengetahuan teknologi,
agama serta dapat
dijadikan panutan bagi rakyatnya. 3. Utsaha Pemimpin harus
proaktif, berinisiatif,
kreatif dan inovatif
(pelopor pembaharuan)
serta rela mengabdi tanpa
pamrih untuk kesejahteraan rakyat. 4. Atma Sampad Pemimpin mempunyai
kepribadian :
berintegritas tinggi,
moral yang luhur serta
obyektif dan mempunyai
wawasan yang jauh ke masa depan demi
kemajuan bangsanya. 5. Sakya Samanta Pemimpin sebagai fungsi
kontrol mampu
mengawasi bawahan
(efektif, efisien dan
ekonomis) dan berani
menindak secara adil bagi yang bersalah tanpa
pilih kasih/tegas. 6. Aksudra Pari Sakta Pemimpin harus
akomodatif, mampu
memadukan perbedaan
dengan
permusyawaratan dan
pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi
bawahan dan rakyatnya. Saat ini negeri kita mangalami
krisis para pemimpin sejati, yang
bener-benar memimpin
menggunakan logika dan hati,
menggunakan keahliannya
memimpin guna mewujudkan tujuan bersama yaitu
kemakmuran dan sejahteraan
bersama. Mudah-mudahan dengan
semakin tingginya
perkembangan teknologi yang
memudahkan kita dan generasi
muda untuk mengakses segala
informasi dan ilmu, bisa dimanfatkan untuk
menghasilkan para pemimpin
sejati. Belajar dari sejarah,
menghargai warisan leluhur
untuk terus mengembangkan
ilmu dan kebudayaan pada tataran yang mumpuni sehingga
senantiasa disegani oleh setiap
pendatang dan setiap bangsa
maupun negara di dunia ini
maupun di dunia lain.